Sabtu, 16 Mei 2009

Tidak Berangan-angan untuk Kaya

 Syaikh Abdul Qadir memberikan petuahnya pada hari Jumu’ah pagi, di madrasah al Ma’murah, tanggal 8 Syawal tahun 545 H.
 Wahai kaum miskin, janganlah berangan-angan untuk menjadi kaya, karena hal itu mungkin akan menjadi sebab kehancuranmu. Dan engkau, wahai orang yang sakit, janganlah engkau berangan-angan untuk kesehatanmu, karena mungkin ia akan menjadi penyebab kehancuranmu. Jadilah engkau orang yang berakal. Jagalah buah hidupmu, maka terpujilah masalahmu. Terimalah kodrat yang diberikan kepadamu, dan janganlah mencari tambahan untuk itu. Segala sesuatu yang diberikan oleh Al Haq-kepadamu-karena permintaanmu, maka hal itu akan membuat kekotoran dan kemurkaan, yang mungkin ditarik oleh permintaanmu itu. Kecuali jika seorang hamba-secara naluriah-dituntut untuk meminta. Jika ia diperintahkan untuk meminta, maka pemberian itu akan mempunyai berkah dan hilanglah kekotoran itu. Hendaklah engkau banyak meminta ampun, kesehatan dan terjaga secara abadi, di dalam agama, dunia dan akhirat. Terimalah itu semua, maka perhitungkanlah. Janganlah memberi pihihan terdadap Allah, dan janganlah berbesar diri. Karena hal itu akan menjadi kebinasaanmu. Janganlah berbesar diri, terhadap Allah dan makhluk-Nya, dengan kemudaanmu, kekuatanmu, dan hartamu, karena itu akan merupakan penyiksaan bagimu sendiri. Dan Allah akan menyiksamu, sebagaimana siksaan orang yang disiksa-Nya dan sesungguhnya siksaan Allah adalah sangat menyakitkan. Celakalah engkau !! Di mulutmu engkau mengatakan muslim, sementara di hatimu engkau bukan muslim. Ucapanmu muslim, tetapi tindakanmu bukanlah tindakan seorang muslim. Dalam keramaian engkau bukan muslim, begitu juga di dalam kesunyian. Ketahuilah !! Jika engkau melakukan shalat, puasa, melakukan semua perbuatan yang baik, namun tidak melakukannya semata karena Allah, maka engkau adalah seorang munafik, yang jauh dari rahmat Allah. Bertaubatlah sekarang juga kepada Allah, dari semua perbuatan, ucapanmu dan semua maksud keagamaanmu. Jadilah engkau sebagai bangsa, di mana amal yang mereka lakukan bukanlah untuk sekedar mencari reputasi. Merekalah orang yang berbahagia, beryakinlah, bertauhid, ikhlas, yang bersabar atas semua cobaan Allah dan mala petaka-Nya, yang bersyukur atas kenikmatan dan kedermawanan-Nya. Merekalah selalu mengingat Allah, dengan mulutnya, dengan hatinya lalu dengan batinnya. Jika mereka mendapatkan penghinaan dari manusia, mereka terima dengan wajah yang tersenyum. Raja diraja dunia adalah orang-orang yang terasing. Semua penduduk bumi, di sisi mereka tak lebih laksana mayat, lemah dan sakit-sakitan. Kemiskinan surga, di tangan mereka, seakan menjadi senjata penghancur. Neraka di tangan mereka, seakan padam. Tidak di bumi, tidak di langit dan tidak berdiam di keduanya. Ia persatukan arah mereka, sehingga menjadi satu arah dimana mereka bersama dengan dunia dan isinya, sehingga mereka terwujud bersama dengan akhirat dan isinya, lalu mereka terwujud bersama Tuhan dunia dan akhirat. Mereka bertemu dengan-Nya dan orang-orang yang mencintai-Nya. Mereka berjalan bersama-Nya, dengan hati mereka, sehingga mereka pun mampu mencapai-Nya, mendapatkan pertolongan, sebelum mereka sendiri mendapatkan jalan untuk mencari pertolongan. Mereka membuka pintu yang ada di antara mereka dan Dia. Maka Dia mengingat mereka, selama mereka mengingat-Nya, sehingga pakaian yang mereka kenakan seakan menggariskan ingatan kepada Allah. Mereka akan hilang bersama selain Allah, namun mereka akan terwujud bersama Allah. Dengarlah firman Allah ini :
“ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. “ Surat Al Baqarah (QS : 2 ; 152).
Maka tetaplah engkau selau mengingat-Nya, karena mengharap akan ingatan Allah kepada mereka. Dengan sebagain Kalam Allah :

“ Aku adalah teman duduk orang yang mengingat-Ku “, Maka berpindahlah kalian dari pertemuan para makhluk, gantilah dengan mengingat Allah sehingga engkau pantas untuk menjadi teman duduk-Nya “.

 (Wahai kaumku) janganlah kalian berbuat bodoh, karena kalian adalah orang-orang yang bodoh. Ilmu ini tidak akan berarti bagi kalian, kecuali dengan diamalkan. Ia membutuhkan tindakan kalian untuk merubah yang hitam menjadi berwarna putih. Itulah hukum Allah, yang mesti engkau kerjakan. Dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, sampai engkau mendapatkan buah manisnya di tangan kalian.
(Wahai sahaya) ilmumu selalu memanggilmu, aku akan merupakan argumen yang merupakan bagimu, jika engkau tidak mengamalkanku. Dan akan menjadi argumen yang menguntungkan bagimu, jika engkau mengamalkanku. Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, sesungguhnya beliau berkata :

“ Sebuah ilmu selalu berteriak untuk diamalkan. Jika engkau menurutinya ... Tapi jika tidak maka ia akan hilang “.

 Akan hilang berkahnya, namun yang tinggal adalah bencananya. Hilanglah pertolongannya untukmu di hadapan Tuhanmu. Ia akan melepaskan diri dari semua kepentinganmu. Ia pergi, karena ia tinggal hanya kulitnya saja. Karena sesungguhnya intisari dari suatu ilmu adalah pengamalannya. Tidak akan absah keikutanmu pada Rasulullah SAW, sampai engkau mengamalkan apa yang disabdakan. Jika mengamalkan apa yang diperintahkan kepadamu, maka menghadaplah hati dan batinmu, sementara amal itu akan menuntung keduanya untuk menghadap Allah. Ilmumu selalu memanggilmu, akan tetapi engkau tidak mendengarnya, karena engkau tidak mempunyai hati lagi. Dengarkanlah ia dengan telinga hati dan batinmu. Terimalah ucapannya, karena ia akan bermanfaat bagimu. Ilmu yang diamalkan, akan mendekatkanmu kepada kealiman terhadap suatu ilmu. Jika engkau mengamalkan hukum ini – di mana adalah ilmu yang pertama – maka tumbuhlah untukmu esensi ilmu yang kedua. Jadilah engaku memiliki dua esensi, yang mengalir mengisi hatimu, dengan hikmah dan ilmu, lahir dan batin. Pada saat ini, engkau harus menjaga kesucian mereka. Kau bantu dengannya, para saudaramu dan mereka yang mendambakannya. Kesucian (zakat) suatu ilmu adalah menyebarkannya dan mengajak manusia kepada jalan Al Haq.

 (Wahai sahaya) siapa yang mampu bertahan, maka ia akan menpunyai kekuatan. Allah berfirman :

“ Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas “. Surat Az Zumar (QS : 39 ; 10).

 Semuanya dengan pekerjaanmu, dan janganlah makan dengan agamamu. Bekerjalah dan makanlah, dan bantulah orang lain. Pekerjaan orang mukmin adalah sesuai dengan pekerjaan orang-orang yang benar. Tidak ada bagian bagi pekerjaan mereka, kecuali dengan menyandarkannya kepada kaum fakir miskin yang selalu berharap. Diberikannya rahmat kepada makhluk, menuntut mereka untuk mencari. keredhoan Allah dan kecintaan Allah kepada mereka. Dengarlah sabda Rasulullah :
“ Manusia adalah keluarga Allah. Dan manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi keluarga-Nya. “

 Para kekasih Allah – dalam kaitan dengan pergaulan sesama makhluk - adalah orang yang tuli, bisu dan buta. Jika hati mereka sudah dekat kepada Allah, maka ia tidak akan mendengan sesuatu dari lain-Nya. Tidak melihat yang lain-Nya. Tidak melihat yang lain-Nya. Mereka terbebaskan karena kedekatannya, mereka tertutup oleh kehebatan-Nya. Mereka mendapat kenikmatan dari kecintaan di sisi Kekasihnya. Mereka berada di antara Keagungan dan Keindahan. Tidak menengok ke kanan atau ke kiri, mereka hanya mempunyai muka, tidak ada belakang. Mereka dilayani oleh manusia, jin, malaikat dan semua jenis makhluk. Mereka dilayani oleh hukum dan ilmu. Mereka diberi kekuatan oleh anugerah. Diberi ketentraman. Mereka makan dari hidangan anugerah-Nya. Mereka minum dari air ketentraman-Nya. Mereka mempunyai kesibukkan untuk mendengar pembicaraan para makhluk. Mereka berada di suatu lembah, sementara makhluk yang lain berada di lembah yang lain, mereka memerintahkan makhluk dengan perintah Allah dan mencegah mereka dengan larangan-Nya., sebagai penerus Rasulullah SAW. Merekalah pewaris secara hakiki. Kesibukan mereka adalah mengembalikan para makhluk ke pintu Al Haq. Mereka menyampaikan argumen-Nya kepada makhluk. Meletakkan segala sesuatu di tempat yang layak, mereka memberikan kepada orang yang mempunyai kelebihan, kelebihan-Nya. Mereka tidak mengambil hak-hak makhluk. Mereka tidak pernah menuruti nafsu dan ego mereka. Mereka mencintai karena Allah. Mereka murka karena Allah. Semuanya adalah untuk-Nya, bukan untuk yang lain. Di dalamnya mereka mendapat bagian. Siapa yang melakukan ini semua secara sempurna, kepada Allah, maka berarti ia telah menemani Allah secara sempurna, dan ia berhak mendapat keselamatan dan kebahagian dari Allah. Dia dicintai oleh manusia, jin, malaikat, bumi dan langit.

 Wahai munafik dan penyembah makhluk, beberapa sebab sering membuat kita lupa akan Al Haq. Engkau berharap meletakkan hal ini di tanganmu, sementara dalam hal ini engkau tidak mempunyai kehormatan dan kemuliaan. Masuklah agama Islam, bertaubat, belajar, beramal dan ikhlaslah. Jika tidak, maka engkau tidak akan mendapat petunjuk. Celakalah engkau 11 Tidak ada permusuhan antara engkau dan aku. Hanya saja aku selalu berbicara tentang kebenaran, dan tidak saling mencintaimu di dalam agama Allah. Aku telah terdidik oleh kerasnya fatwa para guru, dan kerasnya keterasingan dan kemiskinan. Jika terlahir suatu pembicaraan dariku kepadamu, maka ambilah ia seakan dari Allah. Karena Dialah mengatakannya kepadaku. Jika engkau masuk kepada-Ku, maka masuklah dalam keadaan telanjang darimu, telanjang dari hawa nafsumu. Seandainya engakau mempunyai mata hati, maka engkau akan melihatku-juga-telanjang. Akan tetapi penyakitmu adlah pemahamanmu yang sakit. Wahai muridku, temanilah Aku, dan ambilah manfaat dari-Ku, semua sikap-Ku tidak mengandung nilai kemakhlukan, dunia atau akhirat. Maka barangsiapa yang bertaubat di hadapan-Ku dan mengamalkan apa saja yang Aku katakan, beginilah engkau terwujud. Jika Allah menghendakinya. Para Nabi dibimbing oleh firman Al Haq, sementara para aulia dibimbing oleh haditsnya. Hadits itulah yang memberi ilham di hati mereka, karena mereka adalah penerima wasiat para Nabi, pengganti mereka dan pelayan mereka.

 Allah mempunyai sifat Kalam, di mana Dia telah berbicara (dengan kalam-Nya) kepada Nabi Musa as. Itulah adalah Kalam-Nya, bukan makhluk. Kalam-Nya adalah ilmu ghaib. Ia berbicara kepada Nabi Musa dengan suatu kalam yang dapat dipahaminya, dan mencapai kepada akalnya tanpa perantara. Dan berbicara kepada Rasulullah SAW, tanpa perantara. Itulah Al Qur’an. Tali Allah yang kuat. Dia ada di antara kalian dan Tuhan kalian, yang diturunkan oleh Malaikat Jibril as dari langit, di sisi Allah, yang diturunkan kepada Utusan-Nya SAW, sebagaimana yang dikatakan dan diceritakan. Tidak boleh kita mengingkari dan mendustakannya. Ya Allah, berilah petunjuk kepada kami semua, terimalah taubat dari kami semua, dan kasihilah kami semua.

 (Diceriterakan) dari Amirul Mukminin Mu’tashim Billah sesungguhnya, ia berkata-saat kematian telah datang-: Demi Allah aku bertaubat kepada Allah dari segala yang aku perbuat, dalam haq Ahmad bin Hanbal, sementara aku tidak pernah mengikutinya sama sekali. Sementara selain aku adalah orang yang mengikuti hal itu.
(Wahai para miskin) tinggalkanlah darimu suatu pembicaraan yang bermanfaat bagimu. Tinggalkanlah kefanatikan dalam bermadzhab. Dan sibukkanlah dirimu dengan sesuatu yang bermanfaat bagimu, di dunia dan akhirat. Akan kau lihat dalam waktu dekat tentang beritamu dan penuturan pembicaraanku. Kau akan melihat, ketika engkau terluka, sementara di kepalamu tidak ada topi baja yang akan melindungi dari penganiayaan. Kosongkanlah hatimu dari ambisi duniawi. Karena sesungguhnya engkau akan tercabut darinya, dalam waktu dekat. Janganlah memburu keenakan hidup di dalamnya. Maka, apa yang masih tersisa di tanganmu ? Rasulullah SAW bersabda :

“ Kehidupan sejati adalah kehidupan akhirat “.

 Pendekkanlah angan-anganmu, berzuhudlah di dunia. Karena semua zuhud itu memperpendek angan-angan. Asingkanlah dirimu dari berteman dengan keburukan, putuskanlah kasih sayang yang ada antara kalian dan mereka, dan jalinkan kasih sayang itu dengan orang-orang yang shalih. Asingkanlah temanmu, jika ia merupakan teman keburukan. Dan jalinlah suatu hubungan dengan orang yang jauh darimu, sementara ia seorang yang bernama kebaikan. Setiap orang yang engkau kasihi, timbullah kekerabatan di antara kalian. Maka lihatlah orang-orang yang saling menyayangi.

 Dinyatakan kepada sebagian ulama, apakah kekerabatan itu ? Ia menjawab : Kasih sayang, jauhkanlah dirimu dari memburu sesuatu yang menjadi bagianmu, atau tidak menjadi bagianmu. Karena perburuan terhadap apa yang menjadi bagianmu, akan menimbulan kesusahan. Sementara memburu sesuatu yang tidak menjadi bagianmu, menimbulan kebencian dan kehinaan. Karena itulah Rasulullah SAW bersabda :

“ Merupakan sebagian dari siksa Allah – secara global-kepada seorang hamba-Nya, adalah memburu sesuatu yang tidak menjadi bagian bagianya “.

 (Wahai sahaya) ambillah tendensi dengan ciptaan Allah, berpikirlah tentang ciptaan itu, maka engkau akan mencapai Dzat Yang Mencipta. Orang yang beriman, yang mempunyai keyakinan dan ma’rifat, mempunyai dua mata lahir dan dua mata batin. Ia melihat dengan dua mata lahirnya terhadap apa yang diciptakan oleh Allah di bumi. Dan ia melihat dengan dua mata batinnya terhadap apa yang diciptakan oleh Allah di langit. Lalu diangkatlah tirai dari hatinya. Maka ia akan melihatnya, tanpa perumpamaan, tanpa perincian. Maka jadilah ia sebagai orang yang dekat, dan orang yang dikasihi. Sementara orang yang dikasihi tidak akan menyimpan sesuatu darinya. Semestinya dengan diangkatnya tirai dari suatu hati, maka tertelanjangilah ia dari makhluk, dari nafsu, watak, hawa dan syaitan. Dilemparkanlah kunci pembuka gedung penyimpan harta dunia, dari tangannya. Baginya sama antara sesosok batu dan segumpal tanah liat. Jadilah engkau yang berakal, yang selalu meneliti apa yang Aku ucapkan dan engkau memahaminya. Karena sesungguhnya Aku berbicara dengan intisari pembicaraan, denan mutiaranya, dengan isi batinnya, memberikan nasehat dengan pengertiannya.
 (Wahai sahaya) janganlah engkau mengadu tentang Allah kepada makhluk. Justru mengadulah engkau kepada-Nya, karena Dia-lah yang berkuasa, sementara lain-Nya tidak. Tentang simpanan kebaikan, penyembunyian rahasia musibah, penyakit dan sedekah – dimana engkau berusaha agar tangan kirimu tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.. Waspadalah engkau dari samudera dunia, karena ia telah menenggelamkan banyak makhluk. Dan tidak terselamatkan darinya kecuali beberapa orang. Ia merupakan samudera yang sangat dalam, yang mampu menenggelamkan segalanya. Hanya saja, sesungguhnya Allah akan menyelamatkan darinya, orang-orang yang dikehendaki-Nya – dari hamba-Nya – sebagaimana Allah akan menyelamatkan orang-orang yang beriman besok di hari kiamat, dari api neraka. Karena segalanya berarti mencangkup juga masalah tersebut. Sementara Allah akan menyelamatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah berfirman :

“ Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangkan neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan “. Surat Maryam (QS : 19 ; 71) 

 Maka Allah berfirman kepada api : Dinginlah dan selamatkanlah wahai api “, sehingga terlewatlah orang-orang yang beriman kepada-Ku, yang ikhlas kepada-Ku, yang suka kepada-Ku, yang membencikepada selain Aku, Ia berkata kepadanya sebagaimana Ia berkata kepada api raja Namrud, yang dinyalakan dan dibakar di dalamnya Nabi Ibrahim as. Allah berfirman : Wahai samudera, wahai air, janganlah engkau tenggelamkan hamba-Ku ini – yang dikehendaki, yang dicintai. Maka selamatlah ia darinya dan ia mendapat kemudahan. Sebagaimana diselamatkannya Nabi Musa dan kaumnya dari samudera ini. Ia mendatangkan anugerah-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya.

“ Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas “. Surat Al Baqarah (QS : 2 ; 212).

 Kebaikan – semuanya – berada di alam Kekuasaan-Nya. Memberi dan mencegah, berada dalam kekuasaan-Nya. Kaya dan miskin berada dalam kekuasaan-Nya. Kemuliyaan dan kehinaan, berada dalam kekuasaan-Nya. Tidak ada seorang pun yang bersamanya, dalam segala hal. Orang yang berakal, akan selalu berada di pintu-Nya dan berpaling dari pintu yang lain. Wahai peneliti, tahukah engkau akan keridhoan makhluk sementara Sang Khaliq murka ? Hancurnya kehidupan akhiratmu disertai jayanya kehidupan duniamu ? Dalam waktu dekat, engkau akan disiksa oleh Sang Penyiksa, di mana siksaan-Nya adalah sangat menyakitkan. Siksaan-Nya sangat beragam. Menyisamu dengan mencabut kekuasanmu. Menyiksamu dengan suatu penyakit, kehinaan dan kemiskinan. Menyiksamu dengan menimbulkan kesulitan, kesengsaraan dan kesusahan. Dengan menimpakan keburukan mulut dan tangan manusia kepadamu. Setiap keburukan makhluk-Nya ditimpakan kepadamu. Bangunlah, wahai oang yang terlelap. Ya Allah, berilah kami kebangkitan,dengan-Mu, untuk-Mu, Amien.
(Wahai sahaya) janganlah perburuan terhadap harta dunia, laksana seorang pencari kayu bakar di malam hari yang tak pernah mengetahui apa yang terpegang di tangannya. Sesungguhnya aku melihatmu – tentang tindakanmu – seakan seperti seorang pencari kayu bakar di malam hari, tanpa bulan dan tanpa penerangan bersamanya. Ia berada dalam suatu sahara yang mempunyai banyak jurang dan serangga pembunuh. Maka diduga engkau akan dapat terbunuh oleh sesuatu dari mereka. Carilah kayu bakar di siang hari, karena terang matahari akan mampu mencegah sesuatu yang akan membahayakanmu. Bertindaklah bersama mentari tauhid, syari’iah dan ketakwaan. Karena penerangan mentari ini akan merintangi dirimu dan terjebak dalam perangkap hawa nafsu, syeitan, bersekutu dengan makhluk dan mencegah dari tergesa-gesa dalam melangkah.

 (Celakalah engkau) janganlah tergesa-gesa. Karena seseorang yang tergesa-gesa sering menimbulkan kekeliruan dari tipu daya. Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dengan perlahan, maka ia akan menemukan kebenaran atau ia akan mendekati kebenaran. Tergesa-gesa adalah dari syaitan. Sementara melakukan persiapan lebih dahulu merupakan anugerah rahmat. Sebagian besar, penyebab ketergesaanmu adalah kekuasanmu terhadap harta dunia. Menerimalah, karena sengguhnya menerima adalah gudang penyimpanan yang tidak pernah kering. Bagaimana engkau memburu sesuatu yang bukan bagianmu ? Dan tidak pernah singgah di tanganmu di masa yang telah lalu ? Cegahlah nafsumu, dan relalah dengan apa yang ada, dan berzuhudlah dari yang lainnya.

 Konsistenlah dengan semua itu, sampai engkau mampu menjadi orang yang ma’rifat kepada Allah. Pada saat itulah engkau akan menjadi orang yang kaya, yang tidak lagi membutuhkan segala sesuatu. Hatimu menjadi kokoh dan batinmu menjadi bersih. Dan engkau mengetahui Tuhanmu Yang Maha Perkasa. Maka remehlah dunia ini, di kepalamu. Sementara kehidupan selalu bergayut di hatimu. Dan apa yang selain Al Haq berada di dalam mata batinmu. Tidak ada sesuatu yang kau anggap besar, selain Al Haq. Pada saat ini, engkau akan diagungkan oleh semua makhluk di bumi.

 (Wahai sahaya)jika engkau berkehendak bahwa pintu yang berada di hadapanmu, tidak selalu terkunci, maka bertakwalah kepada Allah. Karena sesungguhnya, ketakwaan itu merupakan kunci pembuka semua pintu. Allah berfirman :

“ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya “. Surat Ath Thalaaq (QS : 66 ; 2-3).

 Jangan memalingkan Al Haq, dari dirimu, keluargamu, hartamu dan teman seangkatanmu. Jangan segan untuk memerintah mereka, merubahnya, dan menggantinya. Engkau lebih tahu tentang hukum daripada mereka, lebih mengetahui, lebih menyayangi daripada mereka. Engkau dan semua makhluk, semuanya adalah hamba-Nya, sementara Dia adalah Perawatmu dan perawat mereka.. Jika engkau bermaksud menemani-Nya, di dunia dan di akhirat, maka hendaklah engkau menetap, berdiam dan membisu, sebagai seorang kekasih Allah, sebagai orang-orang yang beradab yang berada di hadapan-Nya. Janganlah bergerak dengan suatu gerakan. Janganlah menulis denan suatu tulisan, kecuali dengan suatu izin yang jelas-dari-Nya untk hati mereka. Janganlah memakan sesuatu yang dibebaskan, jangan memakainya, jangan menikahinya, jangan mengerjakan, di dalam semua sebab-sebabnya, kecuali dengan izin yang jelas kepada hati mereka. Mereka bersama dengan Al Haq. Berdiri bersama dengan Dzat yang menggerakkan hati dan mata hati. Tidak ada ketenangan bagi mereka bersama Tuhan mereka, sehingga mereka menemukan-Nya dengan hati mereka-di dunia-dan dengan jasad mereka – di akhirat.

 Ya Allah, berilah kami rezki untuk dapat menemui-Mu di dunia dan di akhirat. Kami mendapat kelezatan dengan kedekatan kepada-Mu, dan melihat kepada-Mu, jadikanlah aku sebagian dari orang yang redho dengan-Mu, jauh dari selain-Mu.

“ Berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari api neraka “.
Diketik ulang dari buku Nasehat-Nasehat Wali Allah – Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany

Tidak ada komentar:

Posting Komentar